Kamis, 26 Januari 2012

Keagungan Batik Tulungagung

(Bagian ke I)
Tulungagung | Jatimnet - Ajine raga saka busana (Terjemahan bebas : sosok penampilan seseorang dihargai karena penampilan dalam berbusana). Tentang berbusana, tentu takkan terlewati batik. Hal itu karena batik memiliki  daya pesona luar biasa.
    Hal ini karena mendengar kata batik tentunya bukan hal yang asing terutama bagi warga Indonesia, karena kain batik telah menjadi asesosies penampilan seseorang, bahkan berbusana dengan menggunakan bahan kain batik memiliki 'kelas' tersendiri.
    Keberadaan kain batik di Indonesia telah ada ber-abad-abad lamanya. Kalau kita tengok, pada masa Indonesia masih berbentuk kerajaan dan gugusan nusantara memiliki banyak kerajaan, busana pemimpin (Raja/Ratu) menggunakan busana kebesarannya berbahan batik.
    Keadaan yang demikian, nyata bahwa kain batik menjadi deretan papan atas diantara pemilihan bahan kain lainnya dalam berbusana. Batik sendiri, di Indonesia memiliki corak atau warna bermacam-macam sesuai dengan perkembangan dimana batik tersebut diciptakan.
    Kabupaten Tulungagung, sejak jaman dahulu memiliki 'produksi' batik dan batik asal Tulungagung hingga sekarang terus berkembang sesuai jaman. namun ciri khas tetap bertahan dan menjadikan batik Tulungagung kian tersohor.
    Jenis kain batik ada dua, yaitu batik tulis dan batik cap. Batik Tulungagung mempunyai ciri khas yang berbeda dibanding batik dari daerah lainnya.
    Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah.
    Batik Tulungagung berani dalam membuat perpaduan warna dibanding batik dari daerah lainnya. Bahkan, karena berani memadukan warna tersebut, batik dari Tulungagung mampu bertahan hingga sekarang dan menjadi batik andalan.
    Daya pesona batik Tulungagung yang tetap bertahan dan menjadi 'lirikan' dalam memilih corak bahan kain busana, telah turut andil dalam menumbuhkan perekinomian warga Tulungagung, khususnya kalangan pengerajin dan pedagang batik.
    Batik Tulungagung tidak berbeda jauh dengan batik dari daerah lainnya. Yang membedakan adalah motif, serta kekuatan warna yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain "buket ceprik gringsing","buket ceprik pacit ungker", serta "lereng buket".
    Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para perajin di Tulungagung. Beberapa sektor yang saat ini menjadi perhatian antara lain penggunaan kain batik untuk bahan konveksi.
    Karena penggunaan kain batik saat ini bisa dikata nyaris menjadi kebutuhan pokok. Lonjakan kebutuhan batik selalu meroket. Tingginya transaksi jual beli kain batik di Tulungagung, mau tidak mau sangat berpengaruh terhadap perekonomoian.
    Modal dalam usaha batik, baik bagi pembuat maupun penjual sangat mempengaruhi omset, semakin tinggi omset penjualan semakin meraup untung. Persoalan modal inilah yang bisa menjadi kendalanya.
    Penelusuran Jatimnet di Tulungagung, sentra-sentra batik bertebaran, ini menunjukkan adanya kekuatan ekonomi dalam memenuhio kebutuhan pengadaan batik di Tulungagung. Sentra usaha batik yang jumlahnya cukup banyak bertahan dan kian maju, ternyata kuncinya terletak dalam pengadaan dana kebutuhan dalam pengadaan.
    Jumlah industri batik sesuai dengan data Disperindag Kabupaten Tulungagung mencapai leih dari 50 industri. Namun, karena masalah modal akhirnya mereka gulung tikar dan kini hanya tinggal sekitar 10 industri saja.
    Untuk tetap membuat industri tersebut bertahan, ibarat 'jemari dewa' kucuran mengalokasikan bantuan kredit untuk UMKM baik dari daerah maupun provinsi. membuat usaha industri batik Tulungnagung mampu bertahan dan menjadi batik ikon Tulungagung (Bayu)

ARSIP BERITA PILIHAN

  © JATIMNET Online ...Berita Investigasi.Wartawan . Jawa Timur

Ke : HALAMAN UTAMA