Kamis, 24 Mei 2012

Candi Minigambar Diakui Tetapi Merana


Tulungagung | Jatimnet - Dari sebuah jalan kecil yang sudah beraspal dan di dekat lapangan yang cukup luas di Dusun Mirigambar desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung – Jawa Timur, ada sebuah bangunan candi bernama Candi Mirigambar.
    Bila dilihat sepintas tak ada yang menarik dari Candi Mirigambar yang berlokasi di dekat perkampungan dan persawahan itu. Bentuk bangunannya cukup kecil dengan keadaan beberapa bagian bangunannya tampak seperti mau ambruk saja.
    Disamping juga karena banyaknya lumut dan jamur di susunan batu candinya yang terbuat dari batu bata merah.Namun jika mengamati relief-relief di dinding candi itu, ada yang menarik perhatian dengan adanya beberapa relief bergambar satwa seperti kelinci, anjing, burung, singa, dan udang.     Konon, relief bergambar udang di Candi Mirigambar itu cuma ada di candi ini dan merupakan satu-satunya diantara candi-candi di Indonesia. Ada juga beberapa relief sosok pria seperti seorang raja, ningrat atau keturunan bangsawan entah itu siapa yang dikelilingi oleh sosok lainnya semacam pembesar di kerajaan.
    Relief pria ningrat itu juga tampak menghiasi di bagian depan kaki candi sebelah kanan dan kiri. Relief perahu yang didayung beberapa pria juga menghiasi dinding candi Mirigambar. Entah apa makna dan hubungan relief sosok pria dan yang lainnya itu dengan relief aneka satwa yang ada.
    Warga setempat menganggap relief-relief itu sebagai adegan dalam kisah Angling Darma. Sementara ada ahli sejarah yang berpendapat bahwa relief-relief itu berkisah tentang kisah Panji yang bisa dikenali karena memakai ' tekes ' (blangkon), bertelanjang dada dan memakai penutup kain pada bagian bawahnya.
     “Sayang, ada tiga panel relief candi yang hilang karena dijarah pencuri. Termasuk relief bergambar kelinci” ujar Suyoto (37), juru pelihara Candi Mirigambar sambil menunjukkan letak relief-relief itu yang tampak ‘ kosong ‘ dan hanya tinggal lubang bekas penjarahan saja.
    Candi Mirigambar memiliki panjang 50 m, lebar 7,70 m dan tinggi 2,35 m ini merupakan candi tunggal karena tidak memiliki candi perwara di sekitarnya. Dengan sebuah undakan pada sisi barat yang dipenuhi oleh ornament relief-relief yang terpahat cukup halus itu.
    Pada sisi utara, timur dan selatan terdapat bas-relief, dan di sudut tenggara terdapat sebuh pilaster yang kedua sisinya melukiskan seekor burung garuda.
    Pada bagian batu candi terdapat angka tahun 1214 Ç sedangkan dua buah lainnya yang berukuran panjang lebih kecil berangka tahun 1310 Ç.
         Ditilik dari kronogramnya, pembangunan candi Mirigambar diperkirakan sejak akhir pemerintahan Kertanegara (Singosari) hingga masa pemerintahan Hayam Wuruk (Majapahit).
    Candi Mirigambar ini memang cukup menarik untuk dikunjungi. Walau pada musim kemarau masih terdapat lumut dan jamur di beberapa bangunan candi, namun musim kemarau adalah saat yang tepat mengunjungi Candi Mirigambar Karena kondisi candi dan lingkungannya yang terlihat cukup bersih dan bisa menikmati relief-relief candi dengan detail.
    Berbeda keadaannya jika mengunjungi candi Mirigambar pada musim penghujan. “ Pada musim penghujan, bangunan candi lebih banyak ditumbuhi lumut dan lebih lama proses pembersihannya. Lingkungan di sekitar candi juga sangat lembab,” ujar Suyoto.
    Tidak jelas kapan candi Mirigambar ditemukan. Namun sebuah laporan Belanda tahun 1915 menyebutkan bahwa kondisi candi tidak jauh beda dengan sekarang. Berdasarkan foto dari N.J.Krom, bagian timur candi sudah rusak namun masih terdapat relief. Ada gapura masuk yang lebih tinggi, dengan beberapa relief di kaki candi yang masih ada dan masih utuh. relief bergambar kelinci dan juga pilaster bergambar garuda masih terdapat di beberapa sudut candi.
    Candi Mirigambar pernah dipugar pada sekitar tahun 1970 dengan pemugaran hanya sebatas menegakkan kembali badan candi yang miring, namun tidak sampai tegak sepenuhnya. Pada saat itu para ahli memasang besi pada pondasi candi agar candi tidak semakin miring.
    Selain bertujuan juga agar akar pohon beringin tidak sampai menjalar masuk ke dalam candi dan merusak candi tersebut.
Walau bentuknya nan mungil dan sederhana, ada banyak kisah yang cukup menarik di Candi Mirigambar - Tulungagung ini.(Bayu)

Candi Minigambar Recognized But Moaning
Tulungagung | Jatimnet - From a small road that is paved and in the near field is quite extensive in the Hamlet District Sumbergempol Mirigambar Mirigambar village, Tulungagung - East Java, there is a temple called the Temple Mirigambar.
    When viewed at a glance there's nothing interesting about Mirigambar Temple located near the village and the paddy fields. Shape of the building is small enough to state some parts of the building looked like it would collapse.
    Besides, also because of the moss and fungi on the composition of the stone temple made of brick merah.Namun when observing the reliefs on temple walls, there is interest in the presence of some pictorial reliefs of animals such as rabbits, dogs, birds, lions, and shrimp .
    That said, the pictorial reliefs at Candi Mirigambar shrimp was just there in this temple and is the only one of the temples in Indonesia. There are also some relief figure of a man like a king, noble or patrician who either surrounded by other figures in a sort of royal princes.
    Relief noble man also appeared to decorate the front of the right leg and left temple. Relief boats rowed some men also adorn the temple walls Mirigambar.
    I wonder what the meaning and relationships relief figure of a man and the other was with relief that there are different animals. Locals consider the reliefs as a scene in the story of Angling Darma.
    While there are historians who argue that the reliefs of the story it tells Banner that can be recognized because they wear 'Tekes' (blangkon), shirtless and wearing a cloth on the bottom. "Unfortunately, there are three panel reliefs are missing because thieves looted. Including pictorial reliefs rabbit "said Suyoto (37),
    Temple maintained Mirigambar interpreter while showing the location of the reliefs that look 'empty' and the only course of looting holes.
    Candi Mirigambar 50 m in length, width 7.70 m and height 2.35 m is a single temple because it has no ancillary temples in the vicinity. With a staircase on the west side is filled with ornaments carved reliefs that was pretty smooth.
    On the north side, east and south there are bas-reliefs, and in the southeast corner there is sebuh pilasters on both sides depict an eagle. At the temple there are stone figures of 1214 C while the other two smaller length C dates to 1310.
    Judging from kronogramnya, the temple's construction is expected since the end of the reign Mirigambar Kertanegara (Singosari) until the reign of Hayam Wuruk (Majapahit). Mirigambar temple is indeed quite interesting to visit.
    Although in the dry season there are still some moss and mold in the building of the temple, but the dry season is a good time to visit the temple Mirigambar Due to the temple and its environment that looks pretty clean and can enjoy the reliefs of the temple in detail.
    Unlike the situation when visiting temples Mirigambar in the rainy season. "In the rainy season, building more temples overgrown with moss and longer cleaning process. Environment around the temple is also very humid, "said Suyoto.
    Mirigambar not clear when the temple was found. However, a Dutch report of 1915 states that the condition of the temple is not much different from now. Based on photographs of NJKrom, the eastern part of the temple was damaged but still there is relief. There is a higher entrance gate, with some relief at the foot of the temple is still there and still intact. pictorial relief pilasters rabbit and eagle picture is still there in some corner of the temple.
    Candi Mirigambar been restored in about 1970 with the restoration was limited to re-establish the body temple is skewed, but not until the fully upright. At that time the experts put the iron on the foundation of the temple to temple is not more skewed.
    Besides aiming also to the roots of banyan trees to spread into the temple and destroy the temple.
Although small and simple shape nan, there are many interesting stories in the Temple Mirigambar - this Tulungagung. (Bayu)

ARSIP BERITA PILIHAN

  © JATIMNET Online ...Berita Investigasi.Wartawan . Jawa Timur

Ke : HALAMAN UTAMA